Museum Paus Pulau Tidung merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah yang bisa kamu temukan saat berkunjung di Kepulauan Seribu. Destinasi edukasi satu ini cocok dijadikan pilihan bagi para penggemar ikan paus, biasanya anak-anak.
Jadi, ketika berkunjung ke Pulau Tidung, bisa mampir sekalian ke Museum Paus. Menariknya, didekat museum ini, para pengunjung akan menemukan penangkaran penyu dan juga nemo.
Pembangunan museum ini yaitu bertujuan untuk menyimpan ikan paus yang dulunya pernah terdampar, tepatnya 2012 silam di Pulau Tidung. Sebelum berkunjung ke tempat ini, alangkah baiknya bila kamu mengetahui berbagai hal sebagaimana akan dibahas pada uraian berikut.
Sejarah Singkat Asal Mula Terdamparnya Paus
Ketika membahas tentang Museum Paus Pulau Tidung, tidak terlepas dari sejarah asal mulanya. Paus merupakan spesies hewan paling besar di dunia laut. Hewan ini sebenarnya termasuk kategori mamalia laut, tapi karena bentuk yang dimiliki membuatnya kerap disebut sebagai ikan.
Setiap hewan memiliki keunikannya masing-masing, termasuk paus. Salah satu keunikan dimilikinya adalah mampu menyelam sampai di kedalaman samudra yang membuatnya dapat bertahan hidup sepanjang dilautan.
Paus bisa terdampar di tepi laut sampai akhirnya mati memiliki beragam alasan. Antara lain upwelling, hewan tiba-tiba mengalami sakit atau cedera, terjadi sebuah bencana alam, adanya perubahan cuaca ekstrem dan masih banyak penyebab lainnya.
Sedangkan untuk paus tua, penyebabnya kemungkinan besar terdampar adalah kesulitan mengikuti kelompoknya. Asal mula terdamparnya paus di tempat ini, diawali dengan ditemukannya pada tahun 2012 silam di wilayah Tanjung Pakis Karawang, Kepulauan Seribu.
Jenis tepatnya adalah sperma yang memiliki panjang 13 meter dengan bobot mencapai hingga 8 ton. Sebelum akhirnya berlanjut ke pembuatan Museum Paus Pulau Tidung, pada awalnya tim penyelamat telah mengupayakan pengembaliannya ke laut.
Pada momen tersebut, mereka sebenarnya sudah berhasil menarik badan ikan supaya kembali menuju lautan lebih dalam. Upaya penarikan ini dilakukan oleh tim penyelamat bersama masyarakat setempat. Namun, kondisinya ternyata hanya sebentar dan tidak begitu lama.
Situasi ikannya semakin melemah dan akhirnya kembali terdampar dan mati. Inilah yang akhirnya membuat bagian kerangnya diawetkan, lalu disimpan secara khusus di museum dan dijadikan sebagai wisata pendidikan.
baca : Pulau Tidung 1 Januari | Pesona & Keajaiban Wisata Pantai yang Menyegarkan
Sejarah Singkat Asal Mula Pembangunan Museum
Asal mula pembangunan Museum Paus Pulau Tidung diawali dengan momen terdamparnya ikan jenis ini yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak Dinas Perikanan Kepulauan Seribu Jakarta untuk membangun. Bagian bangkai ikannya melalui proses pengawetan.
Setelah itu, menjadi objek untuk memenuhi keperluan pendidikan sekaligus penelitian. Bagi anak-anak, kerangka seperti ini bisa menjadi salah satu materi edukasi yang bermanfaat supaya mereka tahu secara pasti bagaimana wujud asli dari ikan paus
Jadi, anak-anak dapat menyaksikannya secara langsung, bukan hanya lewat film atau buku bergambar saja. Metode belajar seperti ini tentunya terasa sangat menyenangkan dan mampu membuat mereka lebih mudah dalam memahami materinya.
Sebab, anak-anak bisa belajar tentang ikan paus dengan melihat bentuk kerangkanya secara langsung tanpa harus membayangkan. Masih banyak orang belum tahu bagaimana bisa daging tubuh paus bisa terlepas dari penutup tubuhnya.
Jadi, sebelum dimasukkan ke Museum Paus Pulau Tidung, proses pelepasan tubuh hewan ini dilakukan oleh tim ilmuwan dengan metode khusus. Metode pelepasannya yaitu dengan mengembalikan ikan utuh yang telah berubah menjadi bangkai tersebut agar tenggelam lagi.
Tujuan metode ini adalah agar bagian dagingnya dapat terlepas dari rangka tulangnya. Kemudian mampu terurai secara alamiah. Saat mengalami proses seperti ini, bagian dari rangka ikan tidak semuanya masih dalam kondisi menempel pada area seharusnya.
Saat ruas tulang serta kepalanya diangkat menuju ke daratan, ada beberapa bagian kerangka yang sudah tidak lagi dalam kondisi utuh. Agar bagian kerangka ikannya dapat kembali utuh seperti semula, mahasiswa IPB atau Institut Pertanian Bogor ikut membantu merangkai.
Agar sesuai dengan bentuk asli, hilangnya beberapa bagian kerangka harus diganti dengan buatan. Sesudah bagian kerangkanya secara keseluruhan selesai dirangkai, diletakkan di Museum Paus Pulau Tidung dalam tempat khusus agar dapat disaksikan oleh para pengunjung.
Jenis Transportasi yang Bisa Dipakai Menuju Museum Paus Pulau Tidung
Ketika hendak menuju ke tempat wisata ini, ada beragam jenis transportasi laut yang bisa dipakai. Pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan serta keinginan. Inilah beberapa jenis transportasi yang dapat kamu jadikan alternatif pilihan:
1. Kapal Feri Tradisonal
Jenis transportasi laut pertama adalah kapal feri tradisional yang berangkat dari dermaga Muara Angke Kali Adem pukul setengah 8 pagi setiap harinya. Supaya tidak tertinggal keberangkatan kapal ini, sebaiknya datang ke dermaga lebih awal dari jadwalnya.
Kamu bisa sampai di dermaga Muara Angke pada jam 6 pagi. Kisaran tarif tiket yang perlu dikeluarkan untuk bisa menaiki kendaraan ini yaitu 50 ribu per orang. Daya tampung dimiliki hingga 200 penumpang dengan durasi perjalanan 2,5 jam menuju lokasi tujuan.
2. KM Kerapu
Ketika ingin menuju Museum Paus Pulau Tidung, kamu bisa menggunakan KM Kerapu yang berangkat pada jam 8 pagi setiap harinya dengan titik awal Kali Adem Muara Angke. Durasi tempuh menuju lokasi menggunakan kendaraan ini lebih cepat.
Hanya memerlukan waktu 1,5 jam saja durasi tempuh hingga penumpang sampai di Pulau Tidung. KM Kerapu memiliki daya tampung sejumlah 20 orang dengan harga tiket sebesar 50 ribu per orang. Selain itu, persiapkan juga tarif peron sejumlah 2 ribu per orang.
3. Speed Boat
Kecepatan speed boat atau kapal cepat reguler cukup tinggi. Keberangkatan speed boat memiliki titik awal keberangkatan di dermaga Marina Ancol Jakarta pada jam 8 setiap paginya. Ukuran kendaraan ini termasuk relatif sedang, yaitu hingga 30 orang.
Tarif yang harus dikeluarkan untuk bisa naik menggunakan speed boat menuju lokasi sebesar 250 ribu per orang. Tarif ini termasuk lebih mahal mengingat kecepatannya menuju lokasi lebih cepat.
Pemilihan jenis transportasi apa ketika hendak menuju Museum Paus Pulau Tidung, dapat disesuaikan dengan kondisi budget atau keuangan. Selain itu, bisa disesuaikan dengan kebutuhan daya tampung, durasi perjalanan hingga waktu keberangkatan.
baca : Pulau Tidung 2024: Surga Tersembunyi di Tengah Laut yang Wajib Dikunjungi
Destinasi Lain Disekitarnya yang Bisa Dinikmati
Bila ingin menikmati keindahan Pulau Tidung Kecil, pengunjung bisa lewat Jembatan Cinta dengan berjalan kaki. Selain museum, ada beragam destinasi lain disekitarnya yang bisa kamu nikmati, salah satunya lokasi transplantasi karang yang mempunyai luas sekitar 2,5 hektar.
Bukan hanya karang, tapi ada juga berbagai jenis budidaya tanaman serta hewan. Salah satu hewan yang dibudidayakan adalah penyu sisik. Jenis penyu ini asli dari daerah Kepulauan Seribu dan dibudidayakan dengan tujuan memenuhi kepentingan pendidikan
Jadi, dijamin perjalanan kamu tidak akan bosan karena bukan hanya Museum Paus Pulau Tidung saja yang bisa dinikmati. Kamu akan menemukan penyu hijau dan akuarium yang isinya berbagai jenis ikan, seperti anemon, ikan badut serta lain-lain
Bukan hanya hewan saja yang dibudidayakan, tapi juga buah, seperti sukun, jambu, semangka, buah naga, timun suri, cabai dan labu. Masyarakat bisa mengambil buah yang sudah matang di area sekitarnya tanpa harus membayar alias gratis.
Pembibitan bakau atau mangrove bisa pengunjung temukan di area sekitar museum. Sebagai tambahan catatan, hanya para ahli yang diperkenankan melakukan snorkeling dan penyelaman.
Sebelum berkunjung ke destinasi wisata satu ini, jangan lupa untuk mempersiapkan berbagai barang yang diperlukan sekaligus budget sesuai kebutuhan. Tujuannya agar nantinya ketika sudah sampai di Museum Paus Pulau Tidung, kamu bisa benar-benar menikmatinya.