Salah satu wisata bersejarah yang ada di Kepulauan Seribu yaitu Museum Paus Pulau Tidung. Wisata edukasi ini cocok untuk anak-anak penggemar ikan terutama paus. Ada juga tempat penangkaran penyu serta nemo di dekat museum.

Pulau Tidung berada memiliki luas kurang lebih 109 hektar. Bagi Anda pencinta wisata bersejarah, museum ini bisa dijadikan alternatif pilihan. Museum ini lokasinya ada di Pulau Tidung Kecil Kepulauan Seribu tepatnya bagian Selatan.

Museum ini dibangun untuk menarik para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Seribu baik lokal maupun mancanegara. Museum dibuat untuk menyimpan paus yang terdampar di Pulau Tidung Kecil tahun 2012 silam.

Museum Paus Pulau Tidung Berawal dari Terdamparnya Ikan

Sekilas mengenai paus, mereka merupakan spesies terbesar di dunia laut. Ikan ini termasuk mamalia laut namun sering disebut sebagai ikan karena bentuk tubuhnya. Paus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan jenis mamalia laut lainnya.

Keunikannya yaitu mampu menyelam di kedalaman Samudra. Inilah yang membuatnya dapat bertahan hidup sepanjang hidup di lautan. Ada banyak alasan mengapa paus bisa terdampar di tepi laut hingga akhirnya mati.

Beberapa diantaranya karena mengalami cedera atau sakit, pengadukan massa dari air laut dalam yang cenderung dingin (upwelling) dan masih banyak lainnya. Paus tua biasanya kesulitan mengikuti kelompoknya yang menyebabkan mereka berkemungkinan terdampar.

Pada tahun 2012 ditemukan ikan paus jenis sperma terdampar di Kepulauan Seribu, tepatnya wilayah Tanjung Pakis Karawang. Panjang ikan tersebut 13 meter dan bobotnya sebesar 8 ton. Pada saat itu tim penyelamat sudah berupaya mengembalikan paus tersebut ke laut.

Dibantu oleh masyarakat setempat, mereka berhasil menarik badan paus agar bisa kembali ke lautan lebih dalam. Namun ternyata kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Ikan paus sperma yang terdampar semakin melemah.

Akhirnya paus kembali terbawa arus dan terdampar hingga akhirnya mati karena sudah tidak mampu bertahan hidup. Sekarang ini kerangkanya sudah diawetkan dan disimpan di Museum Paus Pulau Tidung Kecil. Tujuannya adalah untuk kepentingan wisata pendidikan.

Asal Mula Pembangunan Museum Paus Pulau Tidung Kepulauan Seribu

Peristiwa terdamparnya ikan paus tersebutlah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Dinas Perikanan Kepulauan Seribu Jakarta untuk membangun museum. Bangkai ikan diawetkan untuk kepentingan pendidikan serta penelitian.

Ikan ini bisa dijadikan materi edukasi kepada anak-anak yang ingin mengetahui wujud asli dari paus. Tentunya hal ini sangat membantu proses pembelajaran. Jadi, anak-anak tidak hanya bisa melihat kerangkanya di buku atau film saja.

Melainkan bisa melihatnya secara langsung di Museum Paus Pulau Tidung. Akan sangat menyenangkan tentu saja belajar sambil melihat secara langsung bentuk dari hewan yang dijelaskan. Biasanya dengan cara ini membuat anak lebih mudah memahami materi.

Daging pada tubuh ikan paus tidak begitu saja lepas. Tim ilmuwan menggunakan cara khusus untuk melepaskan daging yang menjadi penutup tubuhnya. Caranya yaitu dengan menenggelamkan kembali ikan paus utuh yang sudah menjadi bangkai.

Tujuannya supaya daging bisa terlepas dari rangka tulangnya dan terurai secara alamiah. Pada proses tersebut bagian rangka tidak sepenuhnya masih menempel pada tempatnya. Bisa dikatakan sudah tidak sepenuhnya utuh.

Ada beberapa kerangka pada bagian kepala dan ruas tulang ikan tidak lagi utuh saat diangkat ke daratan. Agar kerangka paus sperma ini bisa utuh kembali, mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor) membantu merangkainya.

Beberapa bagian kerangka hilang, sehingga harus diganti dengan kerangka buatan supaya sesuai bentuk aslinya. Kerangka ikan yang sudah selesai dirangkai kemudian dimasukkan ke dalam tempat khusus yaitu museum agar para pengunjung bisa menyaksikannya.

Nikmati Wisata Selain Museum Paus Pulau Tidung yang Ada Disekitarnya

Para pengunjung harus berjalan kaki melewati sebuah Jembatan Cinta dengan panjang mencapai 1 km untuk bisa menuju Pulau Tidung Kecil. Selain museum paus, Anda bisa menikmati wisata lainnya disekitar tempat ini.

Anda bisa menemukan lokasi transplantasi karang dengan luas 2,5 hektar. Ada juga beragam budidaya hewan dan tanaman. Salah satunya penyu sisik yang merupakan penyu asli wilayah Kepulauan Seribu untuk kepentingan pendidikan.

Ada juga penyu hijau serta akuarium yang berisi ikan badut, anemon dan jenis ikan lainnya. Selain budidaya hewan, ada juga tempat budidaya buah di wilayah ini. Diantaranya seperti semangka, sukun, cabai, labu, timun suri, jambu dan buah naga.

Buah yang sudah matang bisa diambil oleh masyarakat sekitar secara gratis. Anda akan menemukan pembibitan bakau atau mangrove serta lokasi penanamannya disini. Di tempat ini tidak bisa dilakukan penyelaman dan snorkeling, hanya para ahli yang diperbolehkan.

Jenis Transportasi yang Bisa Digunakan Menuju Museum Paus Pulau Tidung Kecil

Segala jenis kendaraan bermotor dan sepeda tidak bisa digunakan menuju Museum Paus. Anda hanya bisa menggunakan jenis transportasi laut saja. Disana sudah disediakan beberapa jenis transportasi laut.

Anda bisa memilihnya sesuai keinginan. Setiap jenis transportasi memberikan tarif dan durasi waktu perjalanan berbeda-beda. Selain itu, daya tampung orangnya juga bervariasi. Beberapa jenis transportasi yang bisa digunakan disana sebagai berikut.

KM Dishub

Transportasi laut menuju Museum Paus Pulau Tidung adalah KM Kerapu. Kapal ini berangkat setiap paginya pada pukul 08.00 WIB dari dermaga Kali Adem Muara Angke. Daya penampung kapal ini hanya berjumlah 20 orang. Bobotnya yang kecil membuatnya bisa cepat sampai ke lokasi.

Hanya sekitar waktu 1,5 jam saja kapal KM Kerapu menghabiskan perjalanan menuju Pulau Tidung. Untuk harga tiket yang harus dibayarkan sebesar Rp. 50.000 per orang. Anda juga perlu menyiapkan peron sebesar Rp. 2000 per orang.

Kapal Feri Tradisonal

Transportasi laut berikutnya adalah kapal feri tradisional. Kapal ini berangkat lebih pagi yaitu pukul 07.30 WIB setiap harinya dari dermaga Muara Angke Kali Adem. Sebaiknya Anda sampai di Muara Angke lebih awal dari jadwal yaitu pukul 06.00.

Tujuannya agar tidak sampai ketinggalan pemberangkatan kapal. Kapal ini bisa menampung lebih banyak penumpang yaitu hingga 200 orang. Tarif harga tiket yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 50.000 untuk setiap orang.

Ukurannya yang besar membuat kapal feri tradisional ini membutuhkan waktu cukup lama yaitu sekitar 2,5 jam untuk sampai ke tempat tujuan.

Speed Boat atau Kapal Cepat Reguler

Speed boat atau kapal cepat reguler mempunyai kecepatan cukup tinggi. Kapal jenis ini berangkat dari dermaga Marina Ancol Jakarta setiap paginya pukul 08.00 WIB.

Daya tampungnya sebanyak 30 orang dengan ukuran yang relatif sedang. Harga untuk bisa naik kapal ini cukup mahal karena memang lebih cepat menuju Pulau Tidung Kepulauan Seribu yaitu sekitar Rp. 250.000 per orang.

Sesuaikan dengan budget yang Anda miliki saat memilih jenis kapal untuk bisa menuju Pulau Tidung Kecil Kepulauan Seribu. Durasi perjalanan, waktu pemberangkatan dan daya tampung juga bisa dipertimbangkan.

Selain museum ada banyak wisata lainnya yang juga bisa Anda nikmati secara gratis di tempat ini, seperti budidaya hewan maupun tumbuhan. Bagi Anda penggemar wisata edukasi, Museum Paus Pulau Tidung bisa dijadikan pilihan yang tepat.